Apa Itu Wukuf di Arafah?

Wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji yang paling utama. Tanpa melaksanakan wukuf, ibadah haji tidak sah. Dalam istilah fikih, wukuf berarti “berhenti” atau “berdiam” di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, mulai dari tergelincir matahari (waktu Zuhur) hingga terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah.

Makna dan Hikmah Wukuf di Arafah

Wukuf bukan sekadar hadir secara fisik di Arafah, melainkan momen penuh spiritualitas dan refleksi. Pada hari ini, jutaan jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul, mengenakan pakaian ihram yang sama, tanpa perbedaan status, pangkat, atau kebangsaan. Inilah gambaran kecil dari hari kiamat, di mana manusia dikumpulkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk dihisab.

Di Arafah, jamaah memperbanyak doa, istighfar, dzikir, dan bertafakur. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Al-Hajju ‘Arafah”
“Haji itu (intinya adalah) wukuf di Arafah.”
(HR. Tirmidzi no. 889, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Hadis ini menunjukkan bahwa wukuf adalah inti dari ibadah haji. Jika seseorang meninggalkan wukuf di Arafah, maka hajinya batal, meskipun ia melaksanakan seluruh rangkaian ibadah lainnya.

Waktu dan Tempat Wukuf

Wukuf dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah di tempat yang disebut Arafah, sebuah padang luas yang terletak sekitar 21 kilometer dari Masjidil Haram. Waktu wukuf dimulai dari setelah tergelincir matahari (waktu Zuhur) hingga terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah.

Jamaah haji biasanya mendengarkan khutbah Arafah di Masjid Namirah, kemudian melaksanakan salat Zuhur dan Ashar secara jamak dan qashar, lalu berdoa dan berzikir hingga matahari terbenam.

Keutamaan Hari Arafah

Hari Arafah adalah salah satu hari terbaik dalam Islam. Bagi yang tidak berhaji, disunnahkan untuk berpuasa. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar ia menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
(HR. Muslim no. 1162)

Sementara itu, bagi yang sedang berhaji, dianjurkan untuk tidak berpuasa agar tetap kuat dalam beribadah di Arafah.

Allah juga mengangkat derajat hari Arafah dalam Al-Qur’an:

“Demi hari yang disaksikan (yaitu hari Arafah)…”
(QS. Al-Buruj: 3) – menurut sebagian tafsir, hari yang disaksikan adalah hari Arafah.

Dan dalam ayat lain:

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”
(QS. Al-Ma’idah: 3)
Ayat ini turun pada hari Arafah, saat Nabi ﷺ sedang wukuf.

Kesimpulan

Wukuf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji. Ia bukan hanya sekadar kehadiran di sebuah tempat, tetapi momen agung untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, dan memperbaharui komitmen hidup sebagai hamba-Nya. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ, “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah.” (HR. Muslim)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *